Bahasa ibu atau bahasa asli merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, keberhasilan mempertahankan bahasa ibu menjadi semakin penting. Dalam upaya memelihara dan mempromosikan bahasa ibu, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) menjadi platform penting untuk mendorong generasi muda agar tetap berhubungan dengan akar budaya mereka.
FTBI merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah yang diinisiasi dalam Merdeka Belajar Episode 17. Program ini memberikan kesempatan kepada peserta, baik dari sekolah maupun komunitas, untuk mengekspresikan kemampuan berbahasa ibu mereka. FTBI sendiri bukan tujuan utama dari program Revitalisasi Bahasa Daerah, namun menjadi perayaan dan apresiasi atas usaha dalam melestarikan bahasa ibu.
Pada Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Kecamatan Magelang Tengah yang diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 2023 lalu di SDN Kemirirejo 3 Kota Magelang, salah satu santri caberawit dari TPQ Nurul Hikmah Dukuh, Zidna Faza, berhasil meraih prestasi luar biasa. Ia berhasil menjadi Juara 3 dalam kategori peserta putri cabang menulis cerkak.
Cerkak adalah bentuk karya sastra fiksi yang memiliki cerita lebih pendek dari novel tetapi lebih panjang dari puisi. Faza menunjukkan kemampuannya dalam bahasa Jawa dengan menulis cerkak yang luar biasa. Karyanya menarik para juri dan mengantarkannya meraih tempat ketiga dalam kompetisi tersebut.
Kepala SDN Rejowinangun Utara 3 Kota Magelang, Tugiyo, S.Pd., sangat bangga atas prestasi ini. Ia menyambut baik keberhasilan Faza.
"Selamat untuk Mbak Faza, semoga besok di FTBI tingkat Kota Magelang mendapat prestasi terbaik. Ternyata SDN Rejowinangun Utara 3 juga menyimpan anak-anak berprestasi. Semoga keberhasilan ini menjadi motivasi kepada anak-anak lainnya untuk berprestasi dalam berbagai bidang."
Purwanto, S.Pd., ketua takmir Masjid Nurul Hikmah, menggarisbawahi pentingnya Bahasa Jawa. Bahasa Jawa bagi kita bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga.
"Penggunaan bahasa Jawa dengan baik, terutama bahasa Jawa krama harus tetap dibiasakan kepada generasi penerus. Bahasa Jawa krama memiliki peran penting dalam mengenalkan nilai-nilai luhur dan sikap sopan santun kepada generasi muda," pesannya dalam setiap pengajian.
"Penerapan bahasa Jawa krama di kalangan anak-anak santri dapat membentuk sikap sopan santun. Santri menjadi lebih sopan dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya terutama orang yang lebih tua. Hal ini karena bahasa Jawa krama di dalam penggunaannya harus sesuai dengan unggah-ungguh atau tingkatan bahasa, serta menerapkan empan, papan, adepan," jelasnya.
Mengajarkan bahasa Jawa krama kepada anak-anak sejak dini adalah langkah yang bijak. Hal ini membantu mereka memahami adat dan budaya Jawa, meningkatkan sikap sopan santun, dan mempererat hubungan dengan keluarga serta komunitasnya. Dengan berbicara dalam bahasa ibu, kita melestarikan budaya dan menjaga keberagaman bahasa di Indonesia. Semoga prestasi Zidna Faza dan semangat melestarikan bahasa ibu menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk tetap mencintai dan menjaga bahasa ibu mereka. (sam)
0 Komentar